Diberdayakan oleh Blogger.

...................................................................................................

RSS

Tipss..! Membuat Tulisan Menarik dan Enak Untuk Dibaca

Menulis adalah pekerjaan seni. Jika anda ingin membuat tulisan yang menarik dan enak dibaca, awalnya memang sulit. Tetapi dengan terus berlatih dan disiplin tentu akan menghasilkan sebuah tulisan yang ditunggu-tunggu pembaca.

Kunci bisa menulis sebenarnya ada pada kedisiplinan. Sebab menulis adalah cara yang paling baik untuk meningkatkan kemampuan. Jutaan penulis di luar sana jarang sekali membuat jurnal, karena terlalu yakin bahwa mereka akan tetap menghasilkan tulisan yang bagus.

Memang hal pertama yang sulit dilakukan adalah menulis kalimat pertama,
tapi justru itu kenapa selalu ditekankan untuk selalu berlatih, sedikit demi sedikit, pelan-pelan terus menulis. Namun, hal yang tak boleh dilupakan dalam menulis lead adalah unsur 5W + 1H (Apa/What, Di mana/Where, Kapan/When, Mengapa/Why, Siapa/Who dan Bagaimana/How). Jadi kembangkan kemampuan menulis Anda


Jika anda sedang melakukan perjalanan dan ingin sekali mengembangkan kemampuan menulis anda, coba ikuti beberapa tips berikut :

• Cobalah untuk menulis secara teratur. Di luar sana banyak sekali hal-hal menarik dan pasti ada sesuatu yang dapat ditulis. Menulis secara teratur bisa jadi merupakan suatu pekerjaan yang menyebalkan, tapi anda tidak akan pernah menyesal. Paling tidak, bisa menjadi suatu kenangan menarik yang bisa anda baca di kemudian hari. Apalagi kalau anda membuatnya sebagai jurnal perjalanan, karena pada akhirnya justru anda akan memiliki segepok data yang dapat anda tuliskan kembali menjadi suatu artikel.

• Coba deh untuk menuliskan apa saja yang anda lihat. Mungkin pada mulanya seluruh tulisan anda nggak akan jauh beda dengan tulisan-tulisan anda yang lain. Tetapi dengan menulis hal-hal seperti ini anda mulai mengembangkan kemampuan deskriptif anda, dan tanpa anda sadari anda mulai menjelajah lebih jauh lagi. Mulai dapat melihat dari sudut pandang seorang penulis.

• Seorang penulis yang handal mampu membuat sebuat tulisan yang menarik hanya tentang sebuah mesin cuci. Hanya di dalam satu lembar kertas A4 saja! Memang butuh waktu untuk memiliki kemampuan seperti itu. Jadi tuliskan apa saja yang terlintas dibenakmu, itu cara terbaik untuk memulainya.

• Kalau sudah Pe De, mungkin anda ingin orang lain bisa membaca apa yang anda tulis. Umumnya orang lebih suka memuji, tapi coba deh meminta mereka untuk lebih jujur. Walaupun pedas, kritikan itu satu-satunya jalan untuk meningkatkan kemampuan. Kalau anda tidak tahu apa yang ada di benak para pembaca, bagaimana anda bisa mendapat umpan balik dari mereka?

Bagaimanapun, menulis itu panggilan hati. Menulis itu kalau anda suka mengerjakannya. Bagi seorang penulis, kadang-kadang perlu sedikit 'suasana', kecintaan akan apa yang mereka tulis, bahkan untuk hal-hal yang yang tidak disukainya pun, bukan menjadi masalah, selama ada chemistry-nya disana. Kalau anda tetap memaksa untuk menulis, dan pada satu titik anda merasa tidak sanggup lagi, bahkan anda pikir menulis itu hanya menjadi suatu derita saja. Bukan alasan untuk berhenti lho, justru dengan keadaan ini akan memacu anda untuk terus menulis sehingga anda akan dapat menuliskan apa yang anda rasa. Tapi bila sama sekali tidak ada keinginan untuk memulainya, itulah tantangannya!

Lakukan aja! Anda tidak akan bisa menjadi penulis tanpa pernah melakukan perjalanan dan menuliskannya. 

·        Bagaimana Menulis Berita
Sebelum menulis berita ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan:
  • Judul
1. Judul berita sebisa mungkin dibuat dengan kalimat pendek, tapi bisa menggambarkan isi berita secara keseluruhan. Pemberian judul ini menjadi penentu apakah pembaca akan tertarik membaca berita yang ditulis atau tidak.

2. Menggunakan kalimat aktif agar daya dorongnya lebih kuat. Terlebih untuk judul  sebab judul aktif akan lebih menggugah. Namun pemberian judul aktif tidak baku. Ada judul berita yang lebih kuat dengan kalimat pasif.

  • Lead
1. Selain judul, lead bisa menjadi penentu seorang pembaca akan melanjutkan bacaannya atau tidak. Sehingga beberapa buku panduan menulis berita menyebut lebih dari 10 lead yang bisa dipakai dalam sebuah berita. Namun, hal yang tak boleh dilupakan dalam menulis lead adalah unsur 5W + 1H (Apa/What, Di mana/Where, Kapan/When, Mengapa/Why, Siapa/Who dan Bagaimana/How). Pembaca yang sibuk, tentu tidak akan lama-lama membaca berita. Pembaca akan segera tahu apa berita yang ditulis hanya dengan membaca lead. Tentu saja, jika pembaca masih tertarik dengan berita itu, ia akan melanjutkan bacaannya sampai akhir. Dan tugas penulis adalah terus memancing pembaca agar membaca berita sampai tuntas.

2. Lead terkait dengan peg atau biasa disebut pelatuk berita. Seorang reporter ketika ditugaskan meliput peristiwa harus sudah tahu "pelatuk" apa yang akan dibuat sebelum menulis berita. Pelatuk berbeda dengan sudut berita. Ada satu contoh. Misalkan seorang reporter ditugaskan meliput banjir yang merendam ratusan rumah dan warga mengungsi. Yang disebut sudut berita adalah peristiwa banjir itu sendiri, sedangkan peg adalah warga yang mengungsi. Mana yang menarik dijadikan lead? Anda bisa memilih sendiri. Membuat lead soal mengungsi mungkin lebih menarik dibanding banjir itu sendiri. Karena ini menyangkut manusia yang secara langsung akan berhubungan dengan pembaca. Berita lebih menyentuh jika mengambil lead ini. Manusia, secara lahiriah, senang menggunjingkan manusia lain.

  • Badan Berita
1. Penentuan lead ini juga membantu reporter menginventarisasi bahan-bahan berita. Sehingga penulisan berita menjadi terarah dan tidak keluar dari lead. Inilah yang disebut badan berita. Ada hukum lain selain soal unsur pada poin 1 tadi, yakni piramida terbalik. Semakin ke bawah, detail-detail berita semakin tidak penting. Sehingga ini akan membantu editor memotong berita jika space tidak cukup tanpa kehilangan pentingnya berita itu sendiri.

2. Untuk lebih mudahnya, susun berita yang berawal dari lead itu secara kronologis. Sehingga pembaca bisa mengikuti seolah-olah berita itu suatu cerita. Teknik ini juga akan membantu reporter memberikan premis penghubung antar paragraf. Hal ini penting, karena berita yang melompat-lompat, selain mengurangi kejelasan, juga mengurangi kenyamanan membaca.

3. Cek dan ricek bahan yang sudah didapat. Dalam berita, akurasi menjadi hal yang sangat penting. Jangan sungkan untuk menanyakan langsung ke nara sumber soal namanya, umur, pendidikan dan lain-lain. Bila perlu kita tulis di secarik kertas lalu sodorkan ke hadapannya apakah benar seperti yang ditulis atau tidak. Akurasi juga menyangkut fakta-fakta. Kuncinya selalu cek-ricek-triple cek.

  • Bahasa
1. Bahasa menjadi elemen yang penting dalam berita. Bayangkan bahwa pembaca itu berasal dari beragam strata. Bahasa yang digunakan untuk berita hendaknya bahasa percakapan. Hilangkan kata bersayap, berkabut bahkan klise. Jika narasumber memberikan keterangan dengan kalimat-kalimat klise, seorang reporter yang baik akan menerjemahkan perkataan narasumber itu dengan kalimat-kalimat sederhana. Tentu saja kita tidak mengerti jargon-jargon yang seperti, "Disiplin Mencerminkan Kepribadian Bangsa" yang ditulis besar-besar pada spanduk. Siapa yang peduli bangsa? Berita yang bagus adalah berita yang dekat dengan pembaca.

2. Menulis lead yang bicara. Untuk mengujinya, bacalah lead atau berita tersebut keras-keras. Jika sebelum titik, nafas sudah habis, berarti berita yang dibuat tidak bicara, melelahkan dan tidak enak dibaca. Ada buku panduan yang menyebut satu paragraf dalam sebuah berita paling panjang dua-tiga kalimat yang memuat 20-30 kata. Untuk menyiasatinya cobalah menulis sambil diucapkan.

3. Berita yang bagus adalah berita yang seolah-olah bisa didengar. Prinsipnya sederhana, makin sederhana makin baik. Seringkali reporter terpancing menuliskan berita dengan peristiwa sebelumnya jika berita itu terus berlanjut, sehingga kalimat jadi panjang. Untuk menghindarinya, jangan memulai tulisan dengan anak kalimat atau keterangan. Agar jelas, segera tampilkan nilai beritanya.

4. Menghindari kata sifat. Menulis berita dengan kata sifat cenderung menggurui pembaca. Pakailah kata kerja. Menulis berita adalah menyusun fakta-fakta. Kata "memilukan", misalnya, tidak lagi menggugah pembaca dibanding menampilkan fakta-fakta dengan kata kerja dan contoh-contoh. Tangis perempuan itu memilukan hati, misalnya. Pembaca tidak tahu seperti apa tangis yang memilukan hati itu. Menuliskan fakta-fakta yang dilakukan si perempuan saat menangis lebih bisa menggambarkan bagaimana perempuan itu menangis. Misalnya, rambutnya acak-acakan, suaranya melengking, mukanya memerah dan lain-lain. "Don't Tell, But Show!"

5. Menuliskan angka-angka. Pembaca kadang tidak memerlukan detail angka-angka. Kasus korupsi seringkali melibatkan angka desimal. Jumlah Rp 904.775.500, lebih baik ditulis "lebih dari Rp 904 juta atau lebih dari Rp 900 juta".

  • Ekstrak
1. Jangan pernah menganggap pembaca sudah tahu berita yang ditulis. Dalam menulis berita seorang reporter harus menganggap pembaca belum tahu peristiwa itu, meski peristiwanya terus berlanjut dan sudah berlangsung lama. Tapi juga jangan menganggap enteng pembaca, sehingga timbul kesan menggurui. Menuliskan ekstrak peristiwa sebelumnya dalam berita dengan perkembangan terbaru menjadi penting.

Satu hal yang paling baik bisa menulis berita yang enak dibaca adalah mencobanya. Jadi, selamat mencoba!

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

Pengikut