dimejahijaukan (sidang)...
Menurut beberapa
sumber yang tidak bisa dipercaya menyebutkan bahwa mahasiswa dibagi kedalam dua katagori,
yang pertama mahasiswa pandai dan yang kedua mahsiswa pintar. J pernah dengar kata-kata “rajin pangkal
pandai”..? itulah dia,, mahasiswa pandai
biasanya mengerjakan skripsi dalam waktu yang lama, itu karana mereka menikmati
keadaannya seperti harus menguasai semua bahan yang berkenaan dengan
skripsinya, mencari metode yang paling sesuai, membuat daftar-daftar pertanyaan
yang berpeluang muncul ketika sidang, pendekatan dengan dosen pembimbing dan
lain sebagainya.
Berbeda dengan
mahasiswa pintar. Mahasiswa pintar biasanya menyelesaikan skripsinya dalam
waktu yang relatip singkat, biasanya dalam hitungan bulan saja. Keberhasilan
mahasiswa pintar dalam menyelesaikan misinya bisa diacungi jempol. “Tak ada
rotan akarpun jadi” begitulah kira-kira prinsipnya. Mahsiswa pintar tak peduli
akan menguasai semua bahan, tak peduli pendekatan dengan dosen, apalagi
merangkum peluang pertanyaan yang muncul.
Bagi sebagian
dosen “mahasiswa pintar” adalah favoritnya. Mahasiswa pintarpun dianggab
sebagai suatu yang dapat dibanggakan, namun bagi dosen-dosen yang jeli,
keberadaan mahsiswa pintar justru harus dipertanyakan. Berdasarkan hasil
wawancara saya dengan sahabat saya yang tidak bisa dipercaya menyatakan bahwa
“keberadaan mahasiswa pintar dikampus justru harus dipertimbangkan ulang...!!
Percaya atau tidak keberadaan mahasiswa pintar tidak lepas dari 10 dosa besar
yang membuat saya kesal. Tolong edarkan surat komentar untuk dosen-dosen supaya
merevisi ulang mahasiswa”. Mari kta lihat 10 dosa besar mahasiswa..
1. Tak peduli apaun masalahnya yang penting judul
Mahasiswa pintar tak peduli apapun latar belakang masalahnya. yang
terpenting bagi mahasiswa pintar adalah
judul skripsi, oleh karena itu kebiasaan mahasiswa pintar biasanya
menanyakan judul skripsi pada dosennya, itu karena mereka tau jika dosen
memberikan judul biasanya tidak ada yang tidak bermasalah bahkan tidak ada
masalahpun bisa jadi bermasalah.
Tak usah saya ceritakan lebih panjang lagi masalah ini. Semua mahasiswa tau
apa itu plagiat...
keadaan menjual nama para “ahli” sudah menjadi bagian dari tinta kusam
mahasiswa.ketika dosen bertanya “ini dikutip dari mana” sudah jelas jawabannya
“ini kutipan tak langsung pak..” (ga nyambung). bagi sebagian dosen yang jeli
biasanya akan bertanya “warna apa sampul bukunya?”, “ini jurnal siapa
penulisnya?” “koran edisi kapan ini, nanti saya cek ya..” dsb. Keaadaan skripsi
mahasiswa pintar biasanya dipenuhi banyak referensi hantu. Jika footnote dan
innote merupakan hasil rekayasa sudah pasti referensinya merupakan ghost
referensi
“lele itu mirip dumbo” begitulah kata sahabat saya ketika nongkrong di cafe
untuk revisi skripsinya. Isi skripsi mahasiswa pintar biasanya bermerek lele
bin blog tempe. Seharusnya sebuah karya ilmiah itu isinya harus berbobot, bukan
postingan blog rendahan. Cobalah versi dumbo seperti buku dan jurnal-jurnal.
Mahasiswa pintar biasanya memanfaatkan ini untuk menghemat kerjaan dari
masalahnya sendiri.
Mahasiswa pintar biasanya menyukai ini. Ngopi dicafe sambil curhat lalu
Ctrl. C - Ctrl. V, selesai...
Apapun yang terjadi dilapangan hanya kita, tim, dan Tuhanlah yang tau. Oleh
karena itu bagi mahasiswa pintar penelitian berarti selangkah lagi menuju
kemerdekaan.
Jangan pernah menganggap remeh mahasiswa pintar. Mereka sangat teliti dalam
hal ini. Bagi mahasiswa pintar profesional adalah segalanya. Mahasiswa pintar
akan membuat list kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dilapangan sebagai
contah misalnya jumlah populasi wanita harus lebih banyak dari laki-laki dalam
suatu daerah. Nilai free test harus lebih rendah dari post test dan lain
sebagainnya.
8.
“Kacang
dan Kuaci”
Kacang dan kuaci menjadi cemilan favorit ketika sidang berlangsung.
Setidaknya memberi sedikit ruang buat dosen untuk menikmati cemilan ringan ini
9. Yang
pertama adalah pemenang
Bagi mahasiswa pintar, tampil pertama dalam sidang skripsi adalah suatu anugrah.
Pada sidang pertama biasanya dosen hanya pemanasan, bertanya dengan
pertanyaan-pertanyaan ringan dan biasanya selesai dalam waktu yang relatif
singkat
10. Jalan
pintas dianggab pantas
Ini adalah penyakit paling parah
dari mahasiswa pintar. Mahsiswa pintar rela merogoh koceknya beberapa juta
hanya untuk ijazah. Bagi mahasiswa pintar skripsi adalah logika sederha jika
a=b maka b=a, atau jika a<b maka b>a, artinya jika penelitian menghabiskan
2 juta maka lebih baik menyuruh seseorang untuk menyelesaikannya dengan harga 2
juta. Jika penelitian menghabiskan 2,5 juta maka alangkah baiknya kita merogoh
kocek 2 juta, selebihnya nyantai... JJ
Inilah 10 dosa besar mahasiswa “pintar” pada semester akhir. Semoga kita
tidak termasuk di dalamnya dan mudah-mudahan postingan ini bermanfaat buat
semua...
0 komentar:
Posting Komentar